Monumen Bajra Sandhi namanya, monumen perjuangan rakyat Bali. Kalau di Jakarta punya Monas, nah kalau Bali punya Bajra Sandhi, sama-sama tinggi loh bangunannya, dan tentunya sama-sama megah. Yuk kita bedah bagaimana kemegahan dari Monumen Bajra Sandhi.
Sebelumnya, Monumen Bajra Sandhi berlokasi di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar. Yap, kawasan Renon merupakan kawasan pemerintahan Bali, di belakang monumen ini kalian dapat menemukan kantor gubernur dan kantor pemerintahan lainnya. Kembali lagi, jadi monumen ini merupakan monumen yang dibangun buat didedikasikan kepada rakyat Bali yang pernah berjuang dalam perang.
Monumen ini dibangun atas pemikiran Prof. Ida Bagus Matra yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Bali, dan dirancang oleh arsitektur bernama Ir. Ida Bagus Gede Yadnya. Design arsitektur yang digunakan Ir. Ida Bagus Gede Yadnya memiliki arti kemerdekaan Indonesia, dimana terdapat 17 gerbang pintu masuk, 8 pilar utama, dan tinggi monumen yakni 45 meter. Telah terasa kemegahannya kan?
Monumen ini dibangun di lapangan Niti Mandala Renon yang hijau penuh rumput, yang setiap sore biasanya akan digunakan buat tempat olahraga bagi masyarakat sekitar. Dengan aksen rumput hijau yang mengelilingi monumen, membuat monumen ini terlihat amat nyaman. Selain dikelilingi dengan lapangan, fasilitas lain yang dimiliki monumen ini juga lengkap, seperti toilet pengunjung yang bersih, perpustakaan, kolam ikan, dan tentunya bagian museum itu sendiri.
Monumen ini memiliki tiga bagian ruangan; lantai bawah yang berisikan koleksi foto-foto rakyat Bali pada zaman dulu, juga terdapat toilet. Tetapi, sebelum kalian masuk ke ruangan ini kalian akan melewati gerbang besar yang di dalamnya terdapat halaman luas yang memutari monumen, mirip seperti kerajaan atau pada candi-candi zaman kerajaan.
Naik ke lantai dua, di sini terdapat museum mengenai Perang Puputan atau perang habis-habisan yang dilakukan rakyat bali melawan Belanda. Design museum di lantai dua ini dibentuk melingkar 360o sehingga tengah membaca sejarah kita diajak berjalan memutar sampai cerita habis, di sini ditampilkan sebanyak 33 diorama mengenai Perang Puputan. Naik ke lantai tiga atau lantai terakhir kalian akan menggunakan tangga yang memutar, kecil, dan berwarna merah, kalau naik hati-hati karena tampaknya besar sampai atas akan terasa pusing. Nah, di lantai tiga ini kalian dapat melihat riuhnya kota Denpasar dari atas.
Buat tiket masuk, cukup terjangkau kok, buat dewasa hanya sebesar Rp 25.000,00, buat anak, TK, dan SD cukup membayar Rp 2.000,00, berlanjut buat pelajar SMP, SMA, dan Mahasiswa kalian hanya membayar sebesar Rp 5.000,00 dengan menunjukkan Kartu Tanda Pelajar atau Kartu Tanda Mahasiswa. Buat jam buka monumen ini yakni hari Senin-Jum’at pukul 08.30-17.00 WITA, sedangkan buat Sabtu dan Minggu pukul 09.30-17.00 WITA. Monumen ini buka setiap hari kecuali hari-hari besar atau hari libur resmi.
Advertisement
Leave a Comment