Dessert memang amat identik dengan kuliner yang memiliki rasa manis seperti kue, cokelat, puding, dan lain sebagainya. Kuliner-kuliner manis
ini kerap disantap kali terakhir sebagai pencuci mulut. Tetapi pernahkah kamu
bertanya-tanya kenapa dessert harus kerap menggunakan makanan manis dan bukan
makanan gurih atau asin? Ternyata ini semua ada penyebabnya secara ilmiah lho. Menurut
Institutes of Health, kali kita menyantap menu makanan berat yang memiliki banyak
kandungan karbohiratnya, kamu akan cenderung mengalami kondisi postprandial atau
hipoglikemia reaktif.

Sumber: Pergikuliner.com

Kondisi ini merupakan kondisi tubuh yang ditandai dengan gula
darah rendah, mengantuk, hingga lemas, padahal kamu telah makan. Hipoglikemia terjadi
beberapa kali seusai kamu selesai menyantap makanan berat. Buat mengatasinya,
tubuh akan memerlukan makanan manis seusai makan berat. Oleh karena itu
makanan manis lebih sering dijadikan sebagai menu makanan penutup, buka sebagai
menu makanan pembuka. Apabila dijadikan sebagai makanan pembuka, lalu gula darah
akan langsung naik sehingga tubuh tidak mau menerima makanan berat yang
kebanyakan bercita rasa gurih asin.

Sumber: Pergikuliner.com

Tak hanya itu saja, sebenarnya yang lebih mendorong seseorang hendak
sekali menyantap makanan manis seusai makan berat ialah karena keinginan atau
dorongan primal dari otak.  Tubuh kita
kerap hendak memanjakan diri dengan makanan yang memiliki cita rasa lain dan
berbeda dari makanan sebelumnya. Sementara sebelum menyantap makanan berat
pastinya kamu akan menyantap menu appetizer yang kebanyakan ialah makanan
gurih. Seusai menyantap menu appetizer dan maincourse, lalu kamu juga butuh
makanan manis yang dapat membangkitkan mood.

Jadi sekarang kamu telah tau kan kenapa makanan manis justru
identik sebagai menu dessert ketimbang sebagai menu makanan pembuka. Kalau
penasaran hendak tahu kebenarannya, bagaimana kalau kamu mencicip menu dessert
di bawah ini seusai menyantap makanan berat.

Beri tahu teman mengenai ringkasan ini via: