Kebiasaan
makan seseorang memang amat dipengaruhi oleh latar belakang seseorang, dapat
berupa lingkungan tempat orang itu hidup, dengan siapa ia tumbuh besar, dan
pastinya ada faktor budaya di baliknya. Coba saja kita perhatikan, orang
Indonesia cenderung suka dengan makanan yang manis dan pedas, sementara orang
Amerika cenderung lebih suka kuliner yang gurih asin. Meski dikatakan masyarakat
Indonesia ini suka makanan pedas dan manis, namun masyarakat Jawa cenderung suka
makanan yang manis-manis bila dibandingkan dengan masyarakat dari daerah lain
seperti Sumatera atau Manado yang lebih suka makanan bercita rasa pedas.

 


Sumber: Pergikuliner.com

Jikalau
dilihat, kita dapat menjumpai lebih banyak aneka jajanan tradisional bercita rasa
manis khas Jawa seperti surabi, getuk, misro, putu mayang, wajik, madu mongso, jenang, dan
masih banyak lagi. Selain jajanan juga ada aneka kuliner seperti gudeg, dendeng
ragi, orek tempe, dan lain sebagainya yang memiliki cita rasa manis. Kecenderungan
masyarakat Jawa yang suka makanan manis ini ternyata ada alasan di baliknya. Masyarakat
Jawa cenderung menyukai kuliner manis karena memang sejak mereka kecil telah
diberi makanan yang memiliki citarasa manis sehingga telah terbiasa. Berhubung
telah terbiasa dengan cita rasa manis sejak kecil, lalu tak heran kalau kemampuan
indera perasa manis pada masyarakat Jawa lebih kental dibanding masyarakat dari
daerah lainnya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kecendrungan atau
kebiasaan makan pada masyarakat Jawa. Kala makan, akan kerap ada lauk pauk
bercita rasa manis atau minuman manis seperti es teh manis yang dikonsumsi. Tetapi
bukan berarti masyarakat Jawa tidak suka makanan pedas, hanya saja masyarakat
Jawa cenderung lebih suka kuliner manis bila dibandingkan dengan masyarakat
dari daerah lainnya. Tingkat kesukaan kuliner pedasnya pun berbeda dari
masyarakat daerah lain.

 


Sumber: Resepkoki.id

Tetapi selain
kebiasaan tersebut, ternyata masyarakat Jawa yang cenderung suka dengan makanan manis ini dipengaruhi dari sejarah nenek moyangnya. Jikalau kita melihat sejarah
kuliner Jawa. Jauh pada ketika negeri kita belum merdeka atau tepatnya saat
zaman penjajahan Belanda, ada sistem kerja paksa yang diberlakukan. Pada tahun1830,
Belanda sedang gencar mengembangkan perkebunan, baik itu teh, ubi kayu, beras,
dan tebu. Tetapi pada masa itu, tebu belum dikenal sebagai bahan dasar gula
pasir. Meski demikian, masyarakat Jawa pada masa penjajahan Belanda telah
mengenal yang namanya gula aren dan gula merah yang dibuat dari bahan dasar
kelapa dan aren.


Sumber:  Omiyago.com

Tetapi
uniknya gula aren dan gula merah ini tujuan utamanya bukan digunakan sebagai
pemanis, melainkan sebagai salah satu bahan pengawet makanan. Oleh karena itu
kita dapat melihat ada banyak resep makanan khas Jawa yang menggunakan gula aren
dan gula merah.Barulah sejak tebu digunakan sebagai bahan dasar tebu,
masyarakat Jawa mulai menggunakan gula tebu dalam aneka kulinernya. Gula tebu dapat
dengan mudah dijumpai di Pulau Jawa karena memang ada banyak sekali perkebunan
tebu yang ada di Jawa. Ditambah lagi pabrik gula terbanyak berada di area pulau
Jawa. Karena mudah didapat dan harganya amat terjangkau, lalu tak heran
kalauinilah yang juga menyebabkan banyaknya penggunaan gula tebu pada aneka
kuliner Jawa.

Itu dia asalan kenapa masyarakat Jawa suka makanan manis. Kalau teman kuliner mau mencoba aneka masakan khas Jawa, dapat langsung mampir ke tempat makan di bawah ini!

Beri tahu teman mengenai ringkasan ini dengan:

Bagikan:

Leave a Comment