Pastinya
kamu sering mengolah masakan dengan cara menggoreng, bukan? Tentunya kamu hanya
melakukannya dengan cara sekedar menuangkan minyak secukupnya berlanjut
menggorengnya dengan cara dibolak-balik saja, kan? Baik itu menggoreng ayam,
kentang, nugget, bahkan telur. Walaupun menggoreng telihat sungguh mudah dan
gampang, kamu juga harus tau ada teknik-teknik tertentu di setiap olahan
masakan supaya hasilnya seperti ala chef restoran. Karena teknik-teknik menggoreng
yang tepat akan membantu olahan masakan kamu mendapatkan hasil yang sempurna.
Apa saja ya teknik-tekniknya? PergiKuliner spesial memberikan infonya buat
kamu!

Deep Frying

Sumber : Bbc.co.uk

Teknik yang mampu kamu coba pertama ialah deep
frying, yakni menggoreng dengan minyak yang cukup banyak. Wajan yang digunakan
buat menggoreng ala deep frying ini menggunakan tipe wajan yang agak tinggi,
bukan yang bertipe datar. Hal ini disebabkan karena supaya olahan makanan yang
dimasak mampu terendam sepenuhnya. Terus jangan lupa, menggorengnya harus dengan
suhu tinggi supaya menghasilkan gorengan yang renyah dan matang secara merata.
Teknik ini mampu kamu lakukan kali menggoreng french fries, ayam crispy, onion
ring, calamary, tempura, dan lainnya.

Pan Frying

Sumber : Livescience.com

Teknik pan frying merupakan kebalikan dari deep
frying. Pan frying menggunakan minyak yang jumlahnya sungguh sedikit dengan suhu
sedang. Bila kamu mau menggoreng dengan teknik yang satu ini, kemudian kamu harus
rutin membolak-balik makanan supaya kedua sisinya matang merata dan sempurna. Teknik
ini akan menghasilkan masakan yang memiliki tampilan berwarna cokelat dan
memiliki tekstur kering pada bagian luar dan lembut di bagian dalamnya, sungguh
cocok buat mengolah bahan makanan seperti daging steak, ikan tuna atau salmon,
dada ayam, sosis, maupun telur.

 

Sautéing

Sumber : Dailymail.co.uk

Model teknik sautéing atau yang lebih dikenal
sebagai teknik menumis ini biasanya menggunakan bentuk wajan yang agak datar
dengan menggunakan sedikit minyak dan suhu yang tinggi. Teknik yang satu ini
perlu kamu perhatikan tengah melakukannya, karena bahan masakan yang dimasak
harus terus digerakkan supaya tidak menjadi lembek atau terlalu empuk. Hasil dari
teknik sautéing ini akan menghasilkan efek karamelisasi sewaktu proses memasak.
Biasanya teknik ini cocok digunakan buat bahan makanan yang dipotong kecil,
tipis atau memanjang seperti wortel, paprika, jamur, buncis, dan masih banyak
lagi.

 

Stir Frying

Sumber : Foodal.com

Teknik stir frying memang tidak jauh berbeda
dengan sautéing yang menggoreng dengan suhu tinggi. Namun stir frying sedikit
berbeda, karena minyak yang digunakan agak lebih banyak dari pada sautéing.
Selain itu wajan yang digunakan juga berbentuk cekung yang terbuat dari besi
atau yang dikenal dengan wajan wok, yang kerap dipakai buat jenis masakan
oriental. Teknik ini memerlukan sedikit trik unik, yakni sesekali wajan perlu
agak dimiringkan supaya nyala api pada kompor dapat membakar minyak dalam
makanan, atau yang dikenal sebagai flambé. Jangan lupa buat mengguncang
wajannya kali flambé sedang berlangsung, yang menjadi kunci suksesnya teknik
ini.

 

Shallow Frying

Sumber : Explainoexpo.com

Teknik terakhir ada shallow frying, yang
menggunakan takaran minyak yang cukup buat merendam masakan di bagian
dasarnya. Namun perlu kamu ketahui, teknik yang satu ini disarankan buat
sekali pengolahan saja, ya. Masakan yang dihasilkannya ialah memiliki tekstur
renyah di luar dan lembut di bagian dalamnya. Warnanya pun juga tak kalah cantik,
yakni kecoklatan atau keemasan. Sungguh cocok buat menggoreng perkedel, bakwan,
tahu, tempe, nugget, atau kroket.
 

Nah, dari beberapa teknik di atas, mana yang
lebih sering kamu praktekkan? Jikalau kamu lapar sesudah membaca artikel ini, kamu mampu nikmati salah satu cemilan di bawah ini yuk!