Kali kecil, kamu sering menyantap
kuliner apa? Tahukah kamu kalau sebuah kuliner ternyata mampu menyimpan kenangan
yang rajin membekas dalam ingatan kita. Walaupun kuliner tersebut bukanlah
kuliner mewah alias hanya kuliner sederhana, namun kalau kuliner tersebut
menyimpan kenangan, citarasanya pasti akan tetap terasa nikmat meski telah
bertahun-tahun lamanya berlalu. Misalkan saja bagi anak era 90-an, beberapa
jajanan tradisional seperti kue cubit, cimol, cilok, es doger, cakwe, dan lain
sebagainya akan menjadi sebuah ingatan kenangan masa kecil di mana kamu rajin
membeli jajanan-jajanan tersebut seusai pulang sekolah atau membelinya kali jam
istirahat di kantin sekolah. Saat menyimpannya lagi kali telah dewasa,
biasanya cita rasanya akan terasa lebih nikmat karena sambil mengenang masa
kecil.


Sumber: Kurio.network.com 

Sebenarnya ada alasan ilmiah di balik
cita rasa kuliner yang penuh kenangan rajin terasa lebih nikmat. Ingatan akan
kuliner akan lebih sensori di banding kenangan lainnya di dalam otak. Hal ini
dikarenakan ingatan kuliner melibatkan kelima indera yang ada pada manusia,
mulai dari indera pendengaran, pengecap, penciuman, peraba, dan penglihatan.
Mata kita melihat kuliner, telinga kita mendengar kuliner kali dimasak atau
disajikan, hidung kita mencium aroma wangi kuliner, tangan kita mengambil dan
merasakan tekstur kuliner, dan lidah kita merasakan cita rasa masakan tersebut.
Keterlibatan semua indera mampu memberikan efek memori yang sungguh kuat pada
kuat dan tersimpan lama, terutama pada ingatan cita rasa.


Sumber: Pergikuliner.com 

Meski kita merasa tidak pernah
mengingatnya, namun tengah menyantap kuliner itu lagi, lalu memori perihal
makanan tersebut yang tersimpan dalam otak akan terkenang kembali. Coba saja
tengah pada masa kecil kita rajin makan cemilan kue cubit, tengah kita
menyantapnya lagi sekarang, biasanya kita akan berkomentar, “Mirip yah rasanya
sama kayak yang gue makan di SD dulu” atau “Rasa kue cubit yang gue makan dulu pas
SD lebih enak nih.” 

Semua ingatan-ingatan tersebut memang akan tersimpan secara
otomatis pada otak tanpa kita perlu repot mengingatnya kembali karena akan
terkenang kembali kali kita menyantap kuliner yang sama. Contoh lainnya ada
pada masakan rumahan yang dibuat oleh ibu kita sendiri. Saat kita telah
dewasa dan tinggal jauh dari orang tua, biasanya kita akan merindukan masakan
ibu dan kali pulang kembali ke rumah dan menyantapnya, lalu rasanya akan
terasa lebih nikmat. Semua itu dikarenakan adanya kenangan yang tersimpan pada
kuliner tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada kuliner yang tidak kamu sukai
atau kuliner yang membuat kamu trauma menyantapnya. Misalkan saja dulu kali
kecil kamu pernah keracunan makan seafood. Pada kali dewasa boleh jadi saja tengah
melihat seafood atau menyantapnya kembali, rasa seafood pada kali kecil akan
terkenang kembali sehingga membuatmu enggan menyantapnya.


Sumber: Pergikuliner.com

Kenangan akan kuliner juga
dipengaruhi dari situasi dan kondisi pada kali kita menyantapnya, di mana kita
menyantapnya, dengan siapa menyantapnya, dan dalam rangka apa kita
menyantapnya. Jadi tengah kita menyantapnya kembali, tak hanya citarasa saja
yang terkenang, namun semua hal tersebut akan teringat kembali. Inilah sifat
alamiah dari kenangan perihal kuliner. Jadi tak heran khan kalau kali menyantap
kuliner yang penuh kenangan masa kecil, pasti akan terasa lebih nikmat rasanya.
Karena memang di dalamnya terdapat kenangan manis. 

Jadi, telah tau kan alasan kenapa makanan atau kuliner yang penuh kenangan akan terasa lebih nikmat kalau disantap lagi di masa sekarang? Kalau kamu mau bernostalgia dengan kuliner-kuliner masa kecil kamu, mampu nih mampir ke tempat-tempat di bawah ini!

Beri tahu teman perihal ringkasan ini melewati:

Bagikan:

Leave a Comment